Workshop Penyelarasan Pembelajaran Berbasis Dunia Kerja adalah rangkaian kegiatan sekolah pusat keunggulan SMKN 52 Jakarta, kegiatan ini berlangsung dua hari dari tanggal 5 sampai dengan 6 Agustus 2024.
Kegiatan in iantara lain membahas
1. Sinkronisasi Kurikulum berbasis dunia kerja
2. Rancangan PKL siswa
3. Rancangan pembelajaran berbasis project
4. Draft MoU antara SMK dengan dunia kerja
Hadir dalam kegiatan ini 3 Nara sumber dari dua perusahaan bersat antara lain Dr. Farkhan, ST., MT. (Direktur PT. CNC Controler Indonesia), Deby Primadani dan Abu Hanifa dari PT. Astra Otoparts Divisi Winteq.
Dalam kegiatan ini Dr. Farkhan, ST., MT. menyampaikan poin-poit antara lain :Sinkronisasi kurikulum merupakan proses penyesuaian materi pembelajaran di sekolah, terutama Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dengan kebutuhan dunia usaha dan industri (DUDI). Proses ini bertujuan untuk memastikan bahwa lulusan SMK memiliki keterampilan yang relevan dan dibutuhkan oleh pasar kerja, sehingga mereka dapat langsung diterima bekerja atau memiliki daya saing yang tinggi.
Sinkronisasi kurikulum dilakukan melalui kerja sama antara sekolah dan berbagai pihak industri, dengan cara mengintegrasikan input dari industri ke dalam kurikulum sekolah. Ini termasuk pembaruan materi pelajaran, penyesuaian metode pengajaran, dan pemberian pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan industri saat ini.
Beberapa langkah dan strategi yang dapat diambil untuk melakukan sinkronisasi kurikulum meliputi:
1. Kolaborasi dengan Industri:
a. Kemitraan dengan Perusahaan: Membentuk kemitraan dengan perusahaan dan organisasi profesional untuk mendapatkan masukan tentang keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan.
b. Forum Diskusi dan Workshop: Mengadakan forum diskusi dan workshop yang melibatkan akademisi, praktisi industri, dan pemerintah untuk membahas tren terbaru dan kebutuhan tenaga kerja.
2. Pembaharuan Materi Ajar:
a. Revisi Kurikulum: Secara rutin meninjau dan memperbarui kurikulum untuk memasukkan teknologi terbaru, metode kerja, dan praktik industri.
b. Kursus dan Modul Baru: Mengembangkan kursus atau modul baru yang spesifik sesuai dengan permintaan industri.
3. Program Magang dan Praktik Kerja:
a. Magang: Mengintegrasikan program magang sebagai bagian dari kurikulum, memberikan siswa kesempatan untuk mendapatkan pengalaman langsung di tempat kerja.
b. Proyek Kerja Nyata: Melibatkan siswa dalam proyek-proyek nyata yang ditugaskan oleh perusahaan atau organisasi, sehingga mereka dapat menerapkan teori yang dipelajari dalam konteks praktis.
4. Pelatihan Guru dan Dosen:
a. Peningkatan Kompetensi: Memberikan pelatihan dan peningkatan kompetensi kepada guru dan dosen agar mereka dapat mengajarkan keterampilan dan pengetahuan yang relevan dengan industri.
b. Kunjungan Industri: Mendorong guru dan dosen untuk melakukan kunjungan industri guna memahami kebutuhan dan lingkungan kerja yang sebenarnya.
5. Penggunaan Teknologi dan Alat Terkini:
a. Laboratorium dan Peralatan Modern: Memperbarui fasilitas pendidikan dengan teknologi dan peralatan terbaru yang digunakan di industri.
b. Pembelajaran Berbasis Teknologi: Menggunakan platform pembelajaran daring dan alat digital untuk mendukung pembelajaran yang interaktif dan up-to-date.
6. Evaluasi dan Penilaian Berbasis Kompetensi:
a. Penilaian Kompetensi: Menggunakan metode penilaian yang berfokus pada kemampuan dan keterampilan praktis siswa, bukan hanya pada pengetahuan teoretis.
b. Sertifikasi Profesi: Menyediakan sertifikasi profesi yang diakui oleh industri sebagai bukti kompetensi lulusan.
Dengan melakukan sinkronisasi kurikulum, lembaga pendidikan dapat memastikan bahwa lulusan mereka memiliki keterampilan yang relevan dan siap untuk berkontribusi secara efektif di dunia kerja.